Pemerintahan Joe Biden Kembali Berlakukan Aturan Migran Kontroversial Era Donald Trump

Jakarta - Pemerintahan Joe Biden kembali memberlakukan kebijakan migran warisan period Donald Trump. Kebijakan tersebut sempat dicabut Biden di awal masa pemerintahannya.

Di bawah Donald Trump, Amerika Serikat memberlakukan kebijakan kontroversial yang kerap disebut: 'Tetap di Meksiko'. Program tersebut berisi perintah terhadap puluhan ribu imigran asing untuk terus berada di perbatasan Meksiko sampai izin masuk ke AS diberikan.

Joe Biden sempat menyatakan, kebijakan imigrasi yang diberi nama resmi Protokol Perlindungan Migran (MPP) tidak manusiawi. Ia pun berjanji membatalkan MPP dan mengganti dengan aturan lebih manusiawi.

Awalnya langkah Biden tersebut berhasil dilakukan. Tim hukum pemerintahan Biden membatalkan aturan lewat gugatan ke pengadilan. Kebijakan MPP akhirnya berhenti pada Januari 2021.

Pada Agustus 2021, pengadilan federal menyatakan gugatan Biden cacat prosedur. Akibatnya, MPP age Trump harus kembali berlaku.

Pemerintahan Biden memastikan akan mematuhi perintah pengadilan government. Kementerian Keamanan Dalam Negeri (DHS) menyatakan, MPP mulai berlaku pada 6 Desember 2021.

"DHS siap untuk kembali mengimplementasikan MPP saat Pemerintah Meksiko membuat keputusan final untuk kembali menerima individu yang terdaftar dalam program (MPP)," sebut DHS.

Sementara itu, Meksiko pada Kamis (2/12/2021) waktu setempat menyatakan, pada dasarnya mereka tidak mau mengirim balik imigran yang sedang menunggu standing suakanya ke negaranya masing-masing.

"Meksiko memutuskan, atas dasar kemanusiaan dan ini hanya sementara dilakukan, kami tak tidak akan memulangkan imigran yang menunggu pengajuan suaka imigrasi AS ke negaranya," ucap Kemlu Meksiko.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin AstraZeneca Siap Pakai Sudah Tiba di Indonesia Sebanyak 1,3jt Dosis Vaksin

Ceo Apple Mengatakan Bagi Pengguna Apple Untuk Membeli Hp Berbasis Android Jika Ingin Fitur Ini

Pemerintah Ukraina Mengatakan : Jumlah Pasukan Rusia Saat Ini Tidak Cukup untuk Invasi Penuh